Andrei Sakharov di kenal sebagai
“bapak” bom hidrogen Uni Soviet yang dimusuhi negaranya karena kegigihannya
memperjuangkan HAM. Selama puluhan tahun ia hidup dalam tekanan, dilucuti
hak-haknya, bahkan dibuang ke Gorky hingga akhirnya Gorbachev membebaskannya thaun
1986.Pandangan dan keteguhannya banyak menginspirasi para ilmuwan dan aktivis
dunia.
Andrei
Sakharov lahir di Moscow 21 Mei 1921 dan meninggal di Moscow 1989, seorang
fisikawan jenius jebolan Universitas Moscow tahun 1942. Sebagai anak seorang
guru, ia terbiasa dalam lingkungan akademis. Dia selalu bangun pagi dan belajar
sejak pukul 4, dan ayahnya sering memperlihatkan percobaan-percobaan fisika
yang dianggapnya sebuah keajaiban. Di Universitas Moscow ia tercatat sebagai
pemikir muda yang paling cemerlang di uni Soviet. Setelah meraih gelar Doktor,
ia di kirim ke sebuah laboratorium rahasia untuk pembuatan bom hidrogen. Saat
itu Uni Soviet terobsesi mencoba pembuatan bom hidrogen yang dianggapnya
sebagai senjata paling mengerikan dalam sejarah umat manusia.
Namanya
melambung ketika AS dan Uni Soviet berlomba-lomba mengembangkan senjata nuklir
pada masa perang dingin. Pada bulan September 1962 ia membantu Kremlin
merancang sebuah percobaan bom nuklir. Namun Shakarov ketakutan bahan
radioaktif akibat percobaan tersebut akan membunuh ribuan warga sipil. Dia juga
yakin percobaan bom nuklir tersebut justru makin memicu perlombaan senjata
antara blok barat dan blok timur. Pada tanggal 25 September 1962 ia menelpon PM
Rusia Nikita Khruschchev dan
meminta untuk membatalkan rencana tersebut. Kruschchev awalnya memberi jaminan
persobaan itu ditunda, namun keesokan harinya peledakan tetap berjalan.
Shakarov sangat kecewa dan memutuskan pembangkangan politik terhadap
pemerintah. Namanya begitu melambung dan menginspirasi berbagai gerakan politik
yang akhirnya menumbangkan Uni Soviet.
Dengan
keberanian luar biasa Shakarov memutuskan perang melawan perlombaan senjata
nuklir dan kediktaktoran komunis. Dia menghidupkan isu-isu yang lebih luas
bahkan bergerak ke arah radikal pada pemerintahan Leonid Brezhnev. Fisikawan
nuklir ini berpengaruh besar terhadap maraknya demokratisasi yang merebak di
seantero negara-negara komunis. Keberaniannya menentang tirani menghadapi
tekanan, penahanan rumah membuatnya di anggap sebagai pahlawan demokrasi
terutama di negara komunis. Shakarov mengingatkan bahwa Sains tidak bisa
dipisahkan dari hati nurani. Ia sangat menghargai nilai-nilai kemanusiaan
seperti kemerdekaan dan penghormatan terhadap martabat individu sebagai sesuatu
yang tidak bisa diganggu gugat dan bersifat universal.
Sakharov
mendapat nobel perdamaian tahun 1975 dan pada tahun 1980 ia di buang ke kota
terpencil Gorky oleh pemerintah Uni Soviet. Dalam pembuangan ia menyebarkan
surat terbuka dan menulis memoar. Ketika Gorbachev berkuasa Sakharov di
bebaskan dan kembali ke Moscow tahun 1986. Desakan keras Sakharov untuk memulai
demokratisasi sangat berpengaruh saat itu. Ia juga terpilih sebagai anggota
Kongres Wakil Rakyat, lembaga demokratis pertama di Uni Soviet pada bulan Maret
1989. Hingga saat ia meninggal, gelombang demokratisasi hampir menenggelamkan
dunia komunis. Rakyat Rusia sangat berduka atas kematiannya. Uni Soviet telah
kehilangan seorang ilmuwan yang memiliki kekuatan moral dan kemanusiaan begitu
besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar